Menu Tutup

Worldlink Research and Engagement Forum 2025: LP3M STIT Al-Urwatul Wutsqo Jombang Teken Memorandum of Understanding (MoU) dengan 35 Perguruan Tinggi

Banyuwangi, 25 Januari 2025. Lemabga Penelitian Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) STIT Al-Urawtul Wutsqo Jombang, mengikuti keagiatan Worldlink Research and Engagement Forum 2025 di Universitas KH. Mukhtar Syafa’at (UIMSYA) Banyuwangi. Dengan mengusung tema “Connecting Ideas, Empowering Communities”.  Menurut Ketua LP3M Ahmad Budiyono forum seperti sangat perlu dilakukan karena sebagai wadah yang sangat strategis bagi perguruan tinggi untuk melakukan kolaborasi lintas perguruan tinggi yang akan mendorong inovasi dan pemberdayaan berbasis riset.

Acara ini menghadirkan momentum bersejarah dengan partisipasi 35 perguruan tinggi yang secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU): LPPM Universitas KH. Mukhtar Syafa’at Banyuwangi, LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Pasuruan, LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro, LPPM Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah Lamongan, Lembaga Penelitian dan Inovasi Universitas Darussalam Gontor, LPPM Universitas Kiai Abdullah Faqih Gresik, LPPM Universitas Al-Falah As-Sunniyah Jember, LPPM Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Utsmani Bondowoso, LPPM IAI Miftahul Ulum Lumajang, LPPM Universitas Yudharta Pasuruan, LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo, PPPM STIT Miftahul Midad Lumajang, P3M STAI Salahuddin Pasuruan, LP3M Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri, LP2M IAI Ngawi, LPPM Universitas Wiraraja Sumenep, LPPPM STAI Darul Hikmah Bangkalan, LP2M Universitas KH. Achmad Muzakki Syah Jember, LPPM Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo, Forum Komunikasi Dosen Peneliti (FKDP) Indonesia, LPPM Sekolah Tinggi Islam Blambangan Banyuwangi, LPPM Universitas Islam Syarifuddin Lumajang, LP2M STAI Al Falah Pamekasan, mLP2M Universitas Abdurachman Saleh Situbondo, LPPM Universitas Bondowoso, LP2M Institut Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki Bondowoso, LPPM STAI Cendekia Insani Situbondo, LP2M STAI Bustanul Ulum Lumajang, LPPM IAI Uluwiyah Mojokerto, P3M STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang, LPPM Akademi Komunitas Darussalam Banyuwangi, LPPM Ma’had Aly Darussalam Banyuwangi, LPPM STAI Nurul Huda Kapongan Situbondo, LPPM STAI Miftahul ‘Ula Nganjuk, LPPM IAI Hasanuddin. sebagai komitmen bersama untuk membangun sinergi akademik yang lebih kuat, tak terkecuali LP3M STIT Al-Urwatul Wutso Jombang turut andil dalam kegiatan ini.

Kegiatan di buka oleh Bapak warek III Abdi Fauji Hadiono, M.H., M.Sos. Beliau menyampaikan kepada terima kasih kepada 35 perguruan tinggi yang sudah hadir di UIMSYA, di sela-sela sambutanya beliau mengajak sahabat lamanya dari kampus STIT Al-Urwatul Wutsqo Ahamad Budiyono yang sekarang menjabat ketua LP3M untuk segera alih bentuk menjadi IAI atau Universitas. Bapak Abid juga mengatakan bahwa kita jangan takut untuk melakukan perubahan, “Ibarat membuat meja maka kolom akan mengikuti artinya kalau kita mau ahlih bentuk menjadi IAI atau Univeritas maka SDM mau tidak mau mengikuti juga”. Selanjutnya acara dilanjut dengan penyampaian materi oleh Dr Olga Cam dari University of Sheiffield, UK dan diskusi interaktif yang mengupas berbasi isu strategi terkait peran riset dalam memajukan komunitas, dosen, peneliti, dan akademis baik didalam dan diluar negeri yang menawarkan persepktif yang segar atau up to date bagaimana hasil peneliti dapat diterapkan untuk menciptakan perubahan nyata di masyarakat.

Sebagai bagian dari rangkaian agenda Worldlink Research and Engagement Forum 2025, para peserta forum diajak untuk menikmati keindahan alam Pulau Merah, salah satu destinasi wisata unggulan di Banyuwangi. Kegiatan ini menjadi momen istimewa bagi para peserta untuk bersantai sejenak setelah mengikuti diskusi dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). “Kegiatan ini benar-benar melengkapi pengalaman kami di Worldlink Research and Engagement Forum 2025. Pulau Merah adalah bukti bahwa Banyuwangi tidak hanya menjadi tempat untuk berdiskusi akademik, tetapi juga menyuguhkan pesona alam yang luar biasa,” ungkap salah satu peserta.

 

Dengan kunjungan ini, diharapkan para peserta dapat membawa pulang kenangan indah sekaligus inspirasi baru untuk mengintegrasikan riset akademik dengan pemberdayaan pariwisata lokal. Pulau Merah pun menjadi simbol harmoni antara alam, budaya, dan kolaborasi ilmiah yang ingin terus diperkuat melalui forum ini. Universitas KH. Mukhtar Syafa’at (UIMSYA) yang menjadi tuan rumah sukses menciptakan suasana inklusif dan produktif bagi seluruh peserta. Acara ini tidak hanya mempererat hubungan antarperguruan tinggi, tetapi juga mempertegas peran institusi pendidikan sebagai motor penggerak perubahan sosial. Dengan berlangsungnya forum ini, diharapkan kolaborasi yang terbentuk mampu melahirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat serta mendorong terciptanya komunitas yang lebih berdaya dan mandiri. Worldlink Research and Engagement Forum 2025 pun meninggalkan kesan mendalam, menjadi bukti nyata bahwa ketika ide-ide besar bersatu, hal-hal luar biasa dapat terwujud.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *